Kamis, 21 Oktober 2010

CEWEK CABLAK

Kalau cowok ngomongnya kenceng, ketawa ngakak atau pecicilan, mungkin dianggap lumrah kali ya. Tapi kalau hal itu dilakukan cewek, oke nggak sih?

Cewek gaul kadang diidentikkan ama mereka yang suka nyerocos, ceplos-ceplos, slebor dan cablak. Sukanya nyap-nyap, ngomongnya kenceng dan kadang malah latah. Bahkan sebagian lagi suka pecicilan, suka iseng dan ngomongnya nggak terkontrol. Apa aja bisa jadi bahan obrolan atawa guyonan. Hal-hal kecil aja bisa dibesar-besarkan. Pokoknya cewek cablak biasanya serba
open, nggak tahan buat diam sebentar aja.
Kalo di kalangan seleb, kamu pastinya tahu dong gayanya Mpok Ulfa Dwiyanti. Nah, model presenter kayak gitu biasanya cenderung laris manis dan disukai banyak kalangan. Ada juga Mpok Atik yang dengan latahnya sukses bikin orang sebagian orang terpingkal-pingkal.
Atau kamu suka Indy Barends yang kadang gokil abis?
Nah, dengan ‘kelebihannya’ nyablak, terbukti mereka sukses menekuni kariernya sebagai komedian atau presenter. Malah ‘keahlian’ itu dieksploitasi abis demi duit.
Mmm, gimana tanggapan kamu soal gaya mereka? Wajar nggak sih cewek suka cablak? Ratna, cewek berkerudung yang kalem ini mengaku biasa aja.
“Yah, karakter orang kan beda-beda. Mungkin emang udah dari sononya mereka
punya sifat kayak gitu. Nggak masalah sih asal ngomongnya tetep terkontrol,” paparnya. Kalau sekadar nonton aksi mereka, misal saat jadi presenter, suka aja. Eh, kalo punya sifat kayak gitu mau nggak?
“Yah, gimana ya, kalau sudah ditakdirkan Allah, ya mau aja sih, mungkin biar tambah supel dalam bergaul.” imbuh cewek berkerudung ini.
Pipin yang karyawan swasta lain lagi. Cewek ini nggak terlalu suka ngelihat gaya cewek yang suka pecicilan. “Apalagi kalau suka ngakak atau cablak, kayaknya
kurang sopan buat cewek,” katanya.
Menurutnya, gaul nggak perlu kudu banyak bicara. “Pembawaan kita secara keseluruhan itulah yang membuat kita pandai gaul apa nggak, nggak tergantung kemampuan nyap-nyap kok,” ujarnya berteori.
Oke deh, mungkin memang ada yang suka ada yang enggak ama gaya cablak. Itu dari kalangan cewek sendiri. Bagaimana gaya cewek cablak di mata cowok? Sahid, cowok jomblo yang tinggal di Bogor ini punya komentar tersendiri.
“Lihat-lihat situasilah. Kalau dalam momen tertentu menuntut untuk itu, ya sah-sah aja. Asal jangan kelewat batas aja,” paparnya. Misal kalau untuk menjadi presenter, tambah Sahid, nggak salah dong kalo harus bisa nyerocos karena itu tuntutan profesi. “Yang penting bisa dipertanggungjawabkan aja omongannya, jangan asbun atau menyinggung pihak lain,” katanya
bijak. Meski begitu, kalo memilih cewek, Sahid mengaku nggak mau yang cablak abis. “Kayaknya mendingan pilih yang lemah lembut deh, nggak pendiam banget tapi kalo ngomong kalem,” ujarnya.
Hal itu diamini Zaenal, teman sejawat Sahid, “Iya, gue juga nggak mau cewek yang suka nyerocos. Saya lebih demen ama yang kalem-kalem aja,” imbuh Zaenal.
Menurutnya, bisa rugi punya cewek cablak. “Kayaknya ntar nggak bisa nyimpen rahasia deh, semua diomongin,” tuturnya.

Menjaga Lisan
Emang sih, orang cerewet, banyak ngomong dan ceplas-ceplos nggak dilarang. Apalagi kalo udah dari sononya diciptakan sebagai cewek yang memang memiliki kelebihan dari sisi lisan. Maksudnya, pandai bicara apa aja gitu loh. Sebab ada juga kan mereka yang ditakdirkan pendiam dan nggak suka ngomong.
Cuma, sebagai muslimah, tentunya ada rambu-rambunya dong ketika kita berbicara. Sekalipun dalam rangka gaul atau becanda, tetap tutur kata kita kudu dijaga. Maklum, setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita kelak dimintai pertanggungjawaban. Apalagi, kita diperintahkan untuk merendahkan suara alias nggak cerawak (ini bahasa Jawa-nya gitu lho). Firman Allah Swt. (yang artinya): “Sederhanakanlah dalam berjalan kamu, dan rendahkanlah suara kamu; seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Lukman [31]: 19)
Coba, apa mau kita disamaratakan dengan keledai hanya karena tata cara bertutur kata kita yang kenceng?
Merendahkan suara, berarti bertutur kata yang baik, lemah lembut dan tidak cablak. Lagipula, kita diuntut untuk bertutur kata yang baik dan benar. Jangan sampai karena latah, kita
ikut-ikutan ngomong jorok. Atau karena cablak, kita ternyata telah menghina temen kita atau orang lain. Ingat firman Allah Swt. (yang artinya): “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (QS al-Isra' [17]: 53)
Nah, kalo kita nggak bisa berkata baik, maka mendingan diam. Rasulullah saw. memberi tuntunan bagaimana hendaknya kita menjaga lisan. Beliau bersabda: “Barangsiapa yang beriman (percaya) pada Allah dan hari akhirat maka jika ia menyaksikan satu perkara maka hendaklah berkatalah  yang baik atau diam.” (HR Muslim)
Jelas kan, kebiasaan cablak itu nggak dicontohkan Rasulullah Saw. Dalam berkata baik pun musti merendahkan suara, semisal ketika zikir, menyampaikan dakwah, dll. Mungkin kamu juga sering denger peribahasa yang mengatakan diam adalah emas. Itu menandakan diam itu ada kalanya sangat berharga nilainya dibanding berbicara. Tentu diamnya dalam konteks yang bener. Misal mendingan diam saat diri sedang emosi karena kalo ngeluarin kata-kata, mungkin yang keluar sumpah serapah. Atau mendingan diam saat berada di forum canda yang udah kelewatan.
Sebaliknya, kalo ngelihat kemaksiatan, ya bukan saatnya buat berdiam diri. Kalo bisa mengingatkan dengan lisan, itu sangat terpuji dibanding diam. So, nggak usah ikut-ikutan gaya cablak biar dianggap gaul deh. Jadi diri sendiri aja.
Nah, lantas gimana dengan mereka yang udah ‘dari sononya’ suka ceplas-seplos? Nggak masalah sih, asal tetep jaga lidah. Intinya kontrol tuh cara bertutur kata, jangan asal bunyi. Oke? [kholidah]


----//BOX

Memelihara Lisan
Cewek ceriwis emang pada faktanya lebih mudah bergaul dibanding mereka yang pendiam. Makanya, sah-sah aja memanfaatkan kelebihan lisan itu buat modal berteman. Tapi inget, tetep jaga lisan. Jangan sampai kelewatan dalam bertutur kata. Untuk itu, ingat-ingat kiat kita supaya nggak terjerumus dalam label cewek cablak:
1.Jaga imej alias jaim. Iya dong, sebagai muslimah kita adalah representasi dari ajaran Islam yang kita anut. Jangan sampai masyarakat berpikiran ‘muslimah kok gitu ya, ngomongnya asal.’ Imej yang baik akan berpengaruh baik pula pada penerimaan masyarakat terhadap ajaran Islam itu sendiri. Pastinya kita mau kan semua orang back to Islam secara kaffah.
2.Berpikir sebelum bicara. Sesuai kaidah amal, pola pikir menempati posisi yang penting. Nah, biar nggak asbun dan asjep (asal jeplak maksudnya), berpikirlah sejenak sebelum melontarkan ucapan. Kebiasaan latah jangan dipelihara.
3.Kontrol pergaulan. Jangan sering-sering bergaul ama sesama cewek cablak, bisa-bisa kita kebawa-bawa. Kalaupun bergaul dengan mereka, jangan malah ikut-ikutan supaya dianggap supel. Kalo bisa sih kita justru mengingatkan agar temen kita yang cablak itu
merendahkan suaranya. Setuju kan?
4.Bertutur kata lemah lembut. Biasakan berkata dengan lemah lembut, tidak dengan nada tinggi atau suara keras. Dengan membiasakan diri, insya Allah tutur kata akan semakin terkontrol dengan baik. Sebagaimana cewek pendiam, dengan membiasakan diri untuk berbicara, pada saat tertentu bisa juga kok kalo disuruh bicara di hadapan orang: pidato, ceramah, diskusi dan sejenisnya. Semua itu sejatinya tergantung kebiasaan.
5.Evaluasi diri. Biasakan muhasabah, termasuk dalam mengeluarkan kata-kata. Apa selama ini kita udah bisa mengubah gaya bicara yang nyap-nyap jadi lebih adem-ayem? Kalo perlu mintalah temen buat mengoreksi kita. Iya dong, kadang kan kita sendiri nggak sadar kalo orang lain ternyata nggak suka atau tersinggung dengan gaya bicara kita. Iya kan? [kholidah]

Tidak ada komentar: