Minggu, 26 September 2010

Nelayan VS Profesor ( cerita dari Putut Djatmoko )

oleh Joko Nursasi pada 18 Maret 2010 jam 0:02
Dikisahkan Seorang cerdik cendekia, yang mempunyai titel dan gelar Profesor Ilmu Kelautan. mengadakan perjalanan guna mengunjungi saudaranya yang ada diseberang lautan nan jauh disana di pulau X.
Masuklah profesor pada pelabuhan di kota S guna untuk naik kapal motor express.
Tapi nasib sial rupanya menimpa sang profesor, dengan menunggu berjam-jam ternyata kapal yang dinanti tidak muncul juga sedari tadi,
maka dihampirinya petugas pelabuhan dengan nada agak tinggi profesor bertanya dimana kiranya kapal motor express tidak muncul juga.
Maka sang petugas menjawab “ bahwa terjadi gangguan cuaca sehingga kapal tidak jadi berangkat dan bersandar kepelabuhan…….kecewalah sang profesor mendengar penjelasan petugas tadi.
Sambil memutar otak profesor berpikir “ alangkah baiknya aku cari cara untuk bisa segera pergi ke pulau saudaraku” …pikir profesor…….
keluarlah sang profesor untuk melihat-lihat di sekelilingnya ……ahaaaaaaaaaa……..kebetulan tuh ada kapal nelayan celetuk sang profesor. Dihampirinya sang nelayan sambil berkata …..maaf pak apakah bapak mau berangkat melaut dan melewati pulau X ……tanya sang profesor. Iya, iya , ya pak saya akan melaut dan melewati pulau X….kata nelayan.
Ah untung ada nelayan jadi kerumah saudara …pikir profesor dalam hati….
Naiklah Profesor kedalam kapal nelayan tersebut. Ditengah –tengah perjalanan untuk mengusir rasa jenuh yang mendera,
bertanyalah profesor kepada sang nelayan…..Pak, dalam perjalanan ini saya tidak melihat bapak membawa kompas, lantas darimana bapak tahu arah untuk menentukan tujuan pelayaran ini ?….tanya profesor
Dari insting ….,,, jawab nelayan. Betapa kagetnya profesor mendengar jawaban tersebut..
Dan berkata ….Wah ....kalau begitu 25 % dari umur bapak sia-sia. Celetuk sang Profesor kelautan tersebut..
Kemudian profesor bertanya lagi. Apakah bapak tahu ilmu Falak atau perbintangan,
Tidak tahu, jawab nelayan. Wah ....kalau begitu 25 % lagi dari umur bapak sia-sia. Kata Profesor… ( berarti sudah 50 % umur nelayan sia-sia )
Kemudian sang profesor bertanya kembali…….. Apakah bapak tahu macam –macam angin yang ada di laut dan didarat, tidak tahu, jawab nelayan …… Wah ....kalau begitu 25 % lagi dari umur bapak sia-sia. Kata Profesor…( berarti sudah 75 % umur nelayan sia-sia ) .
Tanpa diduga terjadilah badai yang sangat besar menerjang kapal nelayan. Sehingga membuat kapal nelayan terombang-ambing separuh tenggelam kelautan, bergegaslah sang nelayan berkata kepada profesor : maaf pak, kapal akan tenggelam apakah bapak bisa berenang ?,..tanya sang nelayan .
Saya tidak bisa berenang. Jawab sang profesor . Wah ....kalau begitu tidak 25 % umur bapak sia-sia.% tetapi 100 % nyawa bapak tidak selamat. …….Kata sang nelayan .

Ya begitulah kawan, kadang kala ketinggian ilmu seseorang, tidak menjamin bisa selamat dalam mengarungi samudra kehidupan ini.
Walau toh ……………..
Seorang Profesor Kelautan bisa berakhir di lautan
Seorang Profesor Kesehatan bisa berakhir di meja operasi
Bahkan seorang pendaki gunung Profesional berakhir di puncak gunung.
Kadangkala kita semua tidak sadar, bahwa kita hanyalah manusia yang lemah, dan tidak berdaya dihadapan-Nya
“ La haula Wala kuwata illa billahil ali yil adzhim “
” Sak beja-bejane wong sing salah, yoiku, sing sek eling maring kang maha kuasa ‘

Ya begitulah kawan sekelumit cerita dari sahabat saya, sama-sama Pembina pramuka. Ketika perjalanan, survey lokasi bumi perkemahan. Untuk kegiatan persami Anak SD MUJAHIDIN 2 Surabaya………….. sembari mengusir rasa jenuh keluar cerita ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Kami,
Joko Nursasi, S.IP

Tidak ada komentar: